Setelah gagal mendapat meja di 3 restoran, Young Do mengajak Da Jeong makan malam di rumahnya saja. Malam mulai terasa menyenangkan. Tiba-tiba, Seung Won pulang. Young Do dan Da Jeong memutuskan bersembunyi di kamar Young Do. Mereka akhirnya berhasil melarikan diri.

Tae Jung menghubungi Da Jeong, memberi tahu tentang surat dari pengadilan. Ayah mereka meninggal dan pengadilan meminta penyelesaian hutang. Da Jeong berjanji akan ke Gangneung esok hari, Tae Jung minta ikut. Ia ingin mendampingi kakak dan ibunya.

Da Jeong mengutip kalimat dari film Incendies, 'Masa kanak-kanak terkadang seperti pisau yang tertinggal menusuk di tenggorokanmu, yang menyulitkan untuk dicabut.' Hari ini, Da Jeong akan mencabut sisa pisau yang tertinggal, karena selama ini Young Do telah membantu mencabutnya secara perlahan. Jadi, Young Do sudah cukup membantu, meski tak bisa ikut mendampingi.

Tae Jung mengaku ia pernah melihat ayah mereka saat kelas 7. Tapi, ia langsung lari ke sekolah Da Jeong, karena takut ayahnya menemukan mereka dan menyakiti Mi Ran lagi. Da Jeong menangis, ia tak menyangka Tae Jung mengerti apa yang dulu terjadi.

Mi Ran sudah mengurus hal itu, bahkan pergi ke pengacara. Ia minta Da Jeong dan Tae Jung tidak mengurus hutang-hutang ayah mereka. Saat itulah Da Jeong baru sadar kalau selama ini ibunya hidup dalam ketakutan. Selama ini, Mi Ran berusaha sekuat tenaga melindungi mereka. Da Jeong ingin hari ini, adalah hari di mana Mi Ran bisa melepaskan ketakutan dan kesedihannya.

Young Do mengirim pesan, tapi Da Jeong tidak ingin membuatnya khawatir. Da Jeong minta agar Young Do tidak datang. Padahal, Young Do sudah sampai di sana dan melihat Da Jeong terduduk sambil menangis. Ia pun pulang kembali, menghargai permintaan Da Jeong.

Dalam perjalanan menuju RS, Young Do terbatuk dan nyaris menabrak seseorang. Ia keluar dari mobil dan mulai berjalan dengan kesakitan.

Bersambung

Komentar aku: hmm… untuk beberapa orang, meminta tolong adalah hal terakhir yang akan mereka lakukan. Meski, bagi orang-orang sekeliling mereka yang mencintai atau setidaknya peduli, itu terasa seperti didorong menjauh. Huhuhu… sangat mengerti.

Tokoh Mi Ran dibuat dengan sangat baik. Karakter wanita kuat yang melindungi anak-anaknya dengan keringat dan darah, harafiah. Meski itu dari pria yang dulu pernah ia cintai dan adalah bapak dari anak-anaknya. Dan, tidak pakai acara balas-membalas dendam. Jarang itu ada di K-drama. Salute.